Musim hujan yang datang sejak pertengahan Januari 2016 lalu memang telah lama dinantikan oleh sebagaian kalangan masyarakat, terutama para petani yang telah lama menunggu datangnya hujan karena telah mengalami keterlambatan musim tanam. Pada satu sisi, datangnya musim hujan memberikan berkah yang sangat luar biasa, namun pada sisi lain, musim hujan justeru mendatangkan ancaman karena selalu diiringi dengan berbagai bencana.
Salah satu bencana yang selalu rutin dirasakan oleh bangsa Indonesia dengan datangnya musim hujan adalah bencana banjir, bencana ini tidak mengenal wilayah dan daerah, bukan hanya masyarakat pedesaan yang terpaksa harus mengungsi akibat kampung terendam banjir, namun masyarakat perkotaan juga terpaksa harus merasakan susahnya hidup di pengungsian akibat rumahnya yang terendam banjir.
Selain banjir, musibah lain yang ahir-ahir ini sangat meresahkan adalah berkembangnya wabah demam berdarah, puluhan nyawa telah terenggut akibat musibah kesehatan ini, bahkan di beberapa daerah wabah ini telah dinyatakan sebagai kejadian luar biasa.
Belum usai wabah DBD menyerang, muncul lagi suatu wabah penyakit baru, yakni berkembangnya virus zika, virus mematikan yang juga telah banyak menelan korban. Wabah virus ini memang tergolong virus baru namun kedahsyatan serangannya tidak bisa dianggap remeh, sehingga membuat sibuk aparat kesehatan di Indonesia.
Musim penghujan juga selalu diiringi dengan berbagai bencana lain, seperti longsor, angin puting beliung, badai dan lain sebagainya. Semua ini tentu saja membuat miris kita semua dan sebagai makhluk beragama kita tentu sering diingatkan bahwa segala bencana yang terjadi adalah akibat ulah tangan manusia itu sendiri.
Memang benar, kita sebagai manusia telah banyak melakukan kerusakan di muka bumi ini, hal ini tentu saja harus menjadi bahan instrospeksi bagi kita semua, bahwa segala apa yang kita lakukan selama ini telah mengakibatkan rusaknya keseimbangan alam, rusaknya kelestarian lingkungan hidup yang pada ahirnya merugikan diri kita sendiri.
Faktor utama yang kurang menyadari mengenai kesadaran lingkungan ialah manusia. Karena manusialah yang selalu berperan aktif terhadap kelangsungan alam sekitarnya. Manusia tidak memiliki rasa cinta lingkungan yang benar. Manusia menganggap bahwa dunia ini merupakan bagian dari dirinya sendiri, mereka tidak memahami bahwa hewan dan tumbuhan juga merupakan bagian dari alam. Manusia tidak pernah berfikir akibat dari perilakunya yang merusak alam tersebut dapat mengakibatkan kerusakan alam sekitarnya.
Selain itu hal lain mengapa manusia bertindak semaunya sendiri yaitu kurangnya pengetahuan mengenai pelestarian lingkungan. Oleh karenanya upaya peningkatan kesadaran lingkungan dapat dilakukan melalui berbagai cara misalnya dengan adanya sosialisasi kepada masyarakat tentang lingkungan hidup, manfaat serta pengolahan lingkungan hidup, pemerintah harus tegas menindak pelaku-pelaku pengerusakan lingkungan agar dapat menimbulkan efek jera kepada pelakunya, dan lain sebagainya.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai anggota masyarakat yang tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya, misalnya dengan membuang sampah seenaknya di jalanan, atau meletakkan sampah di pinggir jalan seolah bukan miliknya lagi. Banyak yang tidak menyadari bahwa pola kehidupan modern saat ini sangat mempengaruhi lingkungan dan kondisi bumi secara keseluruhan. Kemakmuran yang semakin tinggi telah memberikan fasilitas hidup semakin mudah melalui perkembangan teknologi. Akibatnya penggunaan listrik terutama untuk keperluan rumah tangga menjadi sangat besar dan terus menerus seperti lemari es, mesin cuci, komputer, AC, audio dan sebagainya. Sedangkan kebiasaan shopping atau memborong belanjaan menyebabkan bertumpuknya sampah kantong plastik, piring, cangkir atau botol plastik, dan sebagainya.
Faktor lain yang menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan adalah Tidak tegasnya pemerintah dalam melaksanakan peraturan dan atau belum lengkapnya perangkat perundangan. Sering peraturan perundangan dibuat terlambat dan baru muncul setelah terjadi sesuatu yang merugikan masyarakat. Di samping itu peraturan yang sudah ada pelaksanaannya tidak tegas yang menyebabkan peraturanya menjadi mandul. Sebagai contoh banyak peraturan & perundangan yang menyangkut Kehutanan baik menyangkut pelestarian, pemanfaatan dan sebagainya, namun dalam pelaksanaannya masih tetap saja ribet dan pabaliut. Akhirnya tetap saja penggundulan hutan berjalan terus, banjirpun dimana-mana.
Selain itu, hal lain yang bisa kita lakukan adalah dengan meningkatkan perhatian dan usaha penanggulangan lingkungan. Untuk menanggulangi masalah lingkungan diperlukan perhatian seluruh masyarakat, pemerintah, maupun swasta. Hal ini terkait dengan lingkungan itu sendiri yang melibatkan seluruh aspek kehidupan manusia tanpa mengenal batas, sehingga perlu dipelihara dan ditata. Betapapun melimpahnya sumber alam, tidaklah hanya milik kita endiri, tetapi juga milik generasi mendatang.
Sebagai bangsa yang memiliki rasa keagamaan yang kuat, kita harus dapat mensyukuri dan melindungi ciptaan Tuhan yang diberikan kepada kita, baik sebagai tanda ucapan terima kasih kepadaNya maupun untuk kita wariskan pada anak-cucu kita. Kita harus mengacu pada Pembukaan UUD’45, yang mengamanatkan antara lain agar kita ikut melaksanakan ketertiban dunia, yang maknanya manusia tidak hanya bebas dari peperangan dan penindasan, tetapi terciptanya dunia yang damai dan serasi yang menjamin umat manusia hidup sejahtera lahir dan batin termasuk bebas dari pencemaran dan kerusakan lingkungan.