Indramayu-MCB
Salah seorang mantan ketua Posyandu juga sebagai ketua PKK Desa Cantigi Kulon Kecamatan Cantigi Kabupaten Indramayu, Tusbiah mengungkapkan rasa kekesalannya terhadap pemerintah desa. Menurutnya Kepala desa (Kuwu) yang sekarang tidak memperhatikan kader-kader Posyandu.
Tusbiah saat ditemui di rumahnya, Rabu (25/1/2023) mengatakan Pemerintah desa yang sekarang dipimpin oleh kuwu Chaerotunnisa, tidak memperhatikan kader-kader Posyandu, tidak seperti kuwu-kuwu sebelumnya. Kuwu sebelumnya setiap tahun memberikan biaya operasional untuk Posyandu atau untuk peningkatan kapasitas kader Posyandu, sumber aggaran dari Bantuan Provinsi (BanProv).
Lanjutnya, Desa Cantigi Kulon memiliki 8 Posyandu dan 1 Posyandu bayangan, dari tahun 2021 sampai 2022 semua kader-kader dari 8 Posyandu tidak mendapatkan apa-apa, untuk satu Posyandu terdiri dari 5 orang, yaitu Ketua, sekretaris,bendahara dan 2 anggota.
“Saya tahu bahwa Pemerintah desa setiap tahun mendapatkan bantuan dari Provinsi untuk biaya operasional Posyandu, peruntukan Program Makanan Tambahan (PMT) bagi balita usia dibawah 5 tahun, juga untuk peningkatan kapasitas kader Posyandu sejumlah Rp 1.750.000,- tetapi kenyataanya semua dari 8 Posyandu desa Cantigi Kulon dari 2021 dan 2022 tidak mendapatkan apa-apa. Pernah satu kali ditahun 2021 sebesar Rp 400rb itupun karena saya ngomong terus ke Kuwu, pada tahun 2022 yang lalu tidak dapat apa – apa sama sekali. Makanya saya pada Januari 2023 mengundurkan diri sebagai ketua Posyandu, bukan hanya saya saja yang mengundurkan diri, semua kader-kader dari 8 Posyandu yang lain juga mengundurkan diri,” terang Tusbiah.
Sementara, Kuwu Desa Cantigi Kulon, Chaerotunnisa saat ditemui MCB, Rabu (8/2/2023) di Kantor desa untuk dimintai tanggapanya, terkait kegiatan Posyandu 2021 dan 2022, ia mengarahkan awak media ke Sekretaris Desa (SekDes).
SekDes Cantigi Kulon, Chafifur Ruhan Al Islami yang biasa dipanggil Apip mengatakan, Posyandu tidak ada masalah apa-apa, apa yang dikatakan Ketua Posyandu itu tidak benar.
“Yang jelas dari BanProv buat kegiatan PMT setiap bulan direalisasikan kesemua Posyandu dari 8 Posyandu. Tetapi saya tidak tahu persis ada berapa balita yang dapat PMT, karena ada penurunan dan peningkatan,” terangnya.
“Sekarang sudah dibentuk pengurus Posyandu yang baru, tempatnya juga berbeda dengan Posyandu yang dulu,” tutupnya. (Tosim/Wasta)