Indramayu-MCB
“Program Pusat Pangan Alami (Puspa) ini sangat luar biasa. Artinya ide semula Ibu Bupati Nina Agustina bertujuan menekan inflasi daerah, dan ternyata program ini bisa menjadi pendidikan bagi anak-anak. khususunya di Kabupaten Indramayu. Kembali ke alam dalam keadaan modern,” ujar Kepala SMP Negeri 2 Sindang, Cecep Mujamil.
Dengan kembali ke alam (back to basic) sama halnya kita mengembalikan marwah daerah (Indramayu) ini pada masa kejayaannya sebagai daerah lumbung padi. Dimana anak-anak tidak sekedar diajarkan tentang menanam tapi juga memupuk mentalnya sebagai insan yang dekat pada alam. Seperti halnya petani yang tidak pernah menyerah pada perubahan apapun kecuali jika itu sudah menjadi keputusan Allah, lanjut Cecep.
Awalnya sekolah ini (SMP Negeri 2 Sindang) menolak tawaran Dinas Penddikan dan Kebudayaan Indramayu yang menjuknya sebagai salah satu sekolah untuk mensosialisasikan program Puspa, agar nantinya bisa menjadi percontohan bagi sekolah-sekolah lainnya di Indramayu. Alasan penolakan tersebut sehubungan minimnya lahan yang bisa dimanfaatkan untuk bercocok tanam.
“Tapi setelah dipikir-pikir kita harus berusaha mencari cara agar tetap bisa mendukung sepenuhnya program Puspa. Dan saya kira banyak cara untuk bercocok tanam, misalnya dengan cara hidroponik atau cara-cara lain yang memiliki nilai edukasi untuk menambah wawasan siswa,” kata kepala sekolah yang mengaku anak petan ini.
Yang jelas kita sudah meanfaatkan kolam yang ada di depan sekolah dengan menabur bibit gurame. Sedangkan untuk jenis tanaman lain kita sedang mempersiapkannya, ujar Cecep sambil memperlihatkan bahan-bahan persiapan untuck system hidropnik.
Cara budidaya tanaman dengan sistem kerja melibatkan air dan nutrisi,dimana akar dikuatkan oleh media tanam selain tanah juga dikenal dengan “Urban Farming”,gaya hidup masyarakat perkotaan dalam bercocok tanam tanpa tanah yang mudah,praktis, dan bersih, solusi permasalahan perkotaan akan minimnya lahan dan mengatasi pemanasan global. (Acep)