Indramayu-MCB
Kinerja Kuwu Desa Cantigi Kulon Kecamatan Cantigi Kabupaten Indramayu, Chaerotunnisa dikeluhkan warganya. salah seorang warga, Casyadi biasa disapa Dolop kepada MCB, Sabtu (25/03/2023) mengaku kecewa dengan kinerja sang kuwu karena tidak transparan dalam penggunaan anggaran desa.
Kuwu juga, menurut Dolop, tidak melaksanakan perbaikan jembatan diblok Kalen Tuan, yang sudah dianggarkan pada 2021 yang lalu sebesar Rp 3jt dengan menggunakan anggaran hasil lelang carik desa 2021, sampai saat ini 2023 belum dikerjakan. Carik desa berupa lahan empang dan sawah, setiap tahunya hasil lelang dari penggarap sebesar Rp 49jt.
Bukan hanya perbaikan jembatan yang tidak dikerjakan, tetapi juga membuat Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) diblok Karang Balong, tercatat sebesar Rp 9jt, dikerjakan hanya Rp 5jt an.
“Karena saya tahu dan masih pegang datanya berapa anggaran untuk melaksanakan pembangunan tersebut di tahun 2021, karena saat itu saya ditugaskan oleh kuwu sebagai Raksa Bumi dan pegang surat tugasnya,” ucap Casyadi.
“Selama satu tahun saya bekerja jadi raksa bumi (Kaur pembangunan), pada 2022 lalu saya berhenti, secara resmi belum membuat surat pengunduran diri, juga sebaliknya kuwu belum membuat surat pemberhentian secara resmi. Saya berhenti, karena kuwu tidak transparan menggunakan anggaran, apalagi saat melaksanakan acara adat istiadat (Mapag Sri),” ungkap Casyadi.
Casyadi menambahkan, konon katanya jabatan Raksa Bumi sekarang dirangkap oleh Bekel (Polisi blok) Bawasna.
Kepala desa Cantigi Kulon Chaerotunnisa saat dikonfirmasi MCB, Senin (27/03/2023) mengatakan semua pembangunan ada prosesnya menunggu RAB nya. “Tidak serta merta main bangun saja, kalo mau cepat – cepat bisa gak dananya dari masyarakat, jangan mengandalkan dari desa saja bisa gak”, sanggahnya.
“Masyarakat kalau diajak gotong royong saja tidak ada yang mau, khususnya RT/ 8 RT/9. Padahal secara pribadi sudah mempersiapkan uang roko dan minuman untuk orang bekerja tetapi mereka tidak ada yang datang,” sambungnya.
Menurut Kuwu, tahun 2021 untuk memperbaiki jembatan itu tidak dimasukan dalam RAB. “Apa yang disampaikan Casyadi itu tidak benar, jangan mengada – ada. Memang ia pernah ditugaskan jadi pamong desa, tetapi kinerjanya tidak becus yang jelas hasil lelang carik 2021 tidak dianggarkan untuk perbaikan jembatan,” tutur Chaerotunnisa.
Anggaran lelang dari carik desa sebesar Rp 48jt, menurut kuwu, dipergunakan untuk kegiatan keagamaan dan memperbaiki saluran irigasi dan untuk desa. sementara terkait Pengunduran diri (Casyadi) sebagai raksa bumi belum membuat surat pengunduran, bekerja juga baru tiga bulan dan juga saat itu belum dapat SK, masih proses. Sekarang raksa bumi dijabat oleh Wasna dan ada SK nya.
“Tahun pertama 2021, saya memimpin pemerintah desa mengadakan acara adat istiadat mapag sri, menugaskan Casyadi untuk memupuk dari para petani untuk kegiatan tersebut, malah uagnya gak tahu kemana, dia tidak transparan, ujung- ujungnya pemerintah desa yang menanggung”, pungkas Chaerotunnisa. (Tosim/Wasta)