Majalengka-MCB
Masyarakat Desa Heuleut,Kecamatan Leuwimunding,Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat merasa geram dengan tingkah laku kuwu (Kades) Heuleut, Andri. Menurut sejumlah masyarakat, sudah terlalu banyak kesalahan yang dilakukan oleh kuwu Andri.Dalam mengelola keuangan anggaran desa.
Salah satu kasus yang paling menghebohkan kata warga Heuleut yakni pada pembelian mobil siaga desa tahun 2020 lalu, Dimana mobil siaga desa yang dibeli Pemdes Heuleut tersebut belakangan diketahui tidak memiliki surat-surat alias bodong. Padahal untuk membeli mobil siaga tersebut Pemdes Heuleut telah mengeluarkan anggaran hingga ratusan juta rupiah.
Kini masyarakat Heuleut kembali dihebohkan dengan adanya informasi jika kuwu Andri diduga telah menggelapkan sejumlah anggaran desa. Informasi yang didapat MCB dari narasumber yang tidak mau disebut namanya mengatakan, ada program desa digital yang sumber anggarannya dari dana desa (DD) tahap pertama tahun 2024.Sebesar Rp.20 juta untuk pembelian 5 unit Tablet sebagai alat penunjang untuk pelayanan secara digital.
Namun, menurut narasumber anggaran Rp.20 juta tersebut malah tidak direalisasikan alias tidak dibelikan Tablet tersebut.
“Uangnya malah dipakai oleh kuwu Andri dan tidak jelas penggunaannya.Ditambah anggaran pekerjaan TPT dan pengurugan didekat lapangan milik desa juga tidak jelas anggarannya.Padahal dengan anggaran Rp.130 juta seharusnya sudah selesai pekerjaannya,” ungkap sumber.
Dikatakan sumber, anggaran desa yang diduga diselewengakan atau digelapkan oleh kuwu Andri sudah banyak.
“Bagaimana tidak gampang diselewengkan,wong token internet banking corpotae (IBC) sebagai alat untuk pencairan anggaran desa dia sendiri yang pegangnya.Seharusnya token IBC itu yang pegangya bendahara atau kaur keuangan desa bukan oleh kuwu,” beber sumber.
Sebelumnya sebagain warga Heuleut menuduh, jika Sekdes Iman Sukiman (36) telah menggelapkan uang anggaran untuk program desa digital. Namun hal tersebut dibantah oleh Iman,bahwa dirinya tidak pernah menggelapkan anggaran untuk membeli alat desa digital.
“Saya tidak merasa menggelapkan anggaran untuk program desa digital,karena yang mencairkannya saja bukan saya.Untuk lebih jelasnya silahkan tanya ke kuwu saja,” bantah Iman Sukirman, Kamis (5/9/2024).
Sementara itu,kuwu Heuleut Andri saat ditemui diruang kerjanya,Kamis (5/9/2024) mengelak.Jika pihaknya belum menganggarkan untuk pembelian alat untuk program desa digital. Sebab menurutnya program desa digital baru dalam tahap perencanaan.Terlebih kata Andri untuk menuju desa digital harus menyusaikan terlebih dahulu dengan data base masyarakatnya.
“Tidak ada anggaran untuk pembelian Tablet (Tab),itu baru dalam perencanaan. Sebab desa digital itu harus menyeusaikan dulu denga data basenya,” ujar Andri.
Saat disinggung terkait pekerjaan TPT dan penggurugan didekat lapangan milik desa.Yang pekerjaannya tidak sampai selesai. Hal tersebut kembali dibantahnya,dengan menyebutkan.Anggaran unruk TPT dan penguruggan tersebut bukan tidak selesai melainkan akan dilanjutkan pada anggaran dana desa tahap 2 tahun 2024 ini.
“Pekerjaan itu bukan saja TPT dan penguruggan saja melainkan dengan pengaspalannya.Sehingga anggaran keseluruhnya itu Rp.180 juta dan untuk melanjutkannya nunggu pencairan tahap 2,” tukas kuwu Heuleut ini.
Saat disinggung terkait aplikasi Token IBC untuk pencairan anggaran desa dipegang oleh kuwu. Andri mengakui jika Token IBC dipegang oleh dirinya.
“Kalau saya kan pemegang anggaran dan juga pemangku kebijakan.Jadi wajar saja kalau Token IBC saya pegang.Kalaupun ada yang menuduh saya bisa transfer ke mana saja dengan Token itu ya tuduhan itu wajar saja.Yang jelas waktu jaman ulis Pepen yang pegang Token IBC ya ulis Pepen,” terang kuwu Heuleut ini.
Ketika kembali ditanykan apakah pembuatan SPJ untuk kegiatan realisasi anggaran dana desa.Ditahap pertama tahun 2024 sudah dibuatkan atau dilaporkan. Dijawab oleh Andri,bahwa pembuatan SPJ realisasi anggaran dana desa tahap pertama belum selesai dibuat. (Bisri)