Indramayu-MCB
Fenomena pasang surut adalah sunnatullah (hukum alam) yang berlaku di laut, yakni terjadinya perubahan permukaan air laut yang mengalami naik turun secara teratur dan berulang-ulang yang dapat menyebabkan pergerakan partikel massa air dari permukaan sampai ke dasar laut. Pasang surut atau dikenal dengan istilah ocean tide. Naiknya air laut disebut “high tide“, sedangkan penurunannya disebut “low tide“. merupakan fenomena naik turunnya air laut secara periodik akibat gaya gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahari.
Fenomena pasang surut nampaknya bukan hanya terjadi di laut, melainkan juga terjadi di sebuah organisasi yang bernama PAC Fatayat NU Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu, organasisai badan otonom milik Nahdlatul Ulama ini pernah mengalami kemajuan beberapa puluh tahun yang lalu dan setelah itu, 10 tahun belakangan justeru mangalami penurunan hingga terjadi kevakuman dan hilangnya para kader yang melanjutkan estafeta kepengurusan.
Jika pasang surut di laut terjadi akibat hukum alam, berbeda dengan pasang surut yang terjadi di Fatayat NU Patrol, banyak faktor yang menyebabkan surutnya kepengurusan, diantaranya adalah faktor manusia yang menjadi motor penggerak roda organisasi yang mewadahi ibu-ibu muda Nahdlatul Ulama tersebut.
Adalah seorang santriwati alumni Pesantren Sunan Pandanaran dan Pesantren Krapyak Yogyakarta bernama Laeli Farkhah warga Desa Patrol baru Kecamatan Patrol-Indramayu, salah satu perempuan hebat di Patrol yang mulai merintis kembali bangkitnya Fatayat NU di kecamatan yang berada di Indramayu Barat tersebut. Perempuan cantik Sarjana Teologi jebolan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini merasa prihatin melihat vakumnya organisasi wanita yang berada di bawah naungan Nahdlatul Ulama, padahal keberadaan organisasi tersebut sangat penting untuk membentengi ibu-ibu muda dari berbagai faham dan gerakan menyimpang yang mulai marak serta menembus hingga ke kampung-kampung.
“Pada Tahun 2012 saya lebih mengambil sikap menjadi aktifis medsos dengan ikut komunitas NU di seluruh dunia, namun kegundahan saya belum mereda karena kondisi di kecamatan saya sendiri Fatayat NU tidak ada, ahirnya saya sebagai kader NU yang merasa dibesarkan dari gemblengan pendidikan pesantren merasa terpanggil untuk mulai bergerak secara pribadi dan berupaya untuk membangkitkan kembali Fatayat di Kecamatan Patrol ini,” ujar ibu berwajah manis dan cerdas ini.
Sekitar tahun 2015 yang lalu, Laeli Farkhah mulai melakukan tracking terhadap tokoh-tokoh perempuan yang dianggap bisa menjadi penggerak organisasi, dirinya bertemu dengan Ibu Hj. Afifatul Jannah di medsos dan mulai secara intens melakukan komunikasi untuk bergerak bersama.
“Walaupun sebenarnya kami bertetangga tapi komunikasi lebih intens lewat medsos, setelah dilakukan pendalaman dan ternyata kami punya ideologi yang sama maka saya mengajak Ibu Hj. Afifah bersama perempuan kampung yang punya ideologi yang sama untuk menghidupkan kembali Fatayat di Patrol, karena saya gerah dengan bermunculannya kaum takfiri yang menurut saya sudah cukup memprihatinkan, juga kajian eksklusive yang bidikannya adalah ibu muda yang haus dengan ilmu agama, bagi saya itu sangat membahayakan tidak hanya warga NU tetapi juga NKRI,” ungkap perempuan yang berpikir kritis ini.
“Alhamdulillah sekitar 2019 kalau tidak salah karena saya lupa, ada pertemuan yang di Masjid Nurul Mukminin yang dihadiri ibu-ibu juga Ketua Fatayat sebelumnya, Ibu Wiwi dan Ketua PC Fatayat NU Kabupaten Indramayu, Ibu Atin, di situlah Fatayat sekarang dibentuk dan disepakati ketuanya Ibu Eliza,” Tambah Laeli Farkhah.
Dalam strutktur kepengurusan PAC Fatayat NU Patrol, Laeli diberikan amanah untuk menjadi Ketua Bidang Pengkaderan dan Pendidikan, dengan amanah tersebut dirinya mulai melakukan berbagai langkah dengan target seluruh desa di Kecamatan Patrol terbentuk kepengurusan Ranting Fatayat NU. PAC Fatayat akan dilantik Bulan juni tapi terkandala pandemic covid-19. Setelah konferensi semua ranting selesai, akhirnya di tanggal 29 Agustus 2020 Pelantikan PAC Fatayat Kecamatan Patrol dan Muslimat.
“Pada Tanggal 4 September 2020 Sahabat PAC Fatayat Patrol melakukan konsolidasi di rumah saya untuk membahas program kedepan, sebagai penyemangat ranting kami mengambil keputusan di luar AD ART untuk melantik Ranting. Sebenarnya pelantikan ranting itu tidak ada AD ART nya, tapi tetap kami konsultasi dengan PC ibu Atin untuk melantik semua pengurus ranting, dan ketika semua ranting sekecamatan siap, maka dilakukanlah pelantikan Ranting secara serentak,” jelas Laeli Farkhah.
“Sebelum seluruh ranting di Kecamatan Patrol dilantik, ada PR yang belum selesai padahal waktu sudah mepet., yaitu belum terbentuknya kepengurusan Patrol Baru. saya sebagai warga Patrol Baru mengajak ketua ranting yang ditunjuk tapi tidak punya pasukan (belum punya anggota). Saya mengajak ibu ketua ranting untuk datang ke rumah-rumah door to door, sedikitnya 25 orang yang akan datang, ternyata yang datang 50 lebih ibu-ibu muda yang datang yang kemudian semua saya masukkan ke Fatayat,” imbuhnya.
Lely demikian perempuan cantik ini biasa dipanggil, mulai melakukan gerakan door to door dengan memberi ulem-ulem (undangan) dengan tema silatutahmi dan makan-makan di rumahnya dengan harapan bisa mengenalkan Fatayat. Pelantikan Ranting sekecamatan Patrol sukses digelar tanggal 14 Oktober 2020 di masjid Patroli lor dengan standar covid.
Pada saat pelantikan Ranting tersebut, Ketua PC Fatayat Indramayu, Suriyatin menyatakan bahwa Pelantikan Ranting itu baru pertama kali dilakukan di kabupaten Indramayu dan terlaksana di kecamatan Patrol ini. “Sebenarnya pelantikan ranting itu tidak ada, tapi kami mengadakan dengan tujuan menghidupkan militan NU dijalankan ibu-ibu,” tegasnya.
Kini Fatayat NU di Kecamatan Patrol telah terbentuk kembali, lengkap dari mulai pengurus kecamatan hingga desa, beberapa keberhasilan yang telah ditorehkan Fatayat juga sangat membanggakan diantaranya mampu mendirikan grup paduan suara yang penampilannya memukai para kiai dan peserta di MKNU Raya pada 17-18 Oktober yang lalu. Fatayat juga ikut berpartisipasi dalam program pemerintah yakni pelayana KB kerjasama dengan BKKBN dan Puskesmas Patrol, mengadakan bakti sosial menyantuni anak yatim dan jompo, membantu keluarga terkena covid serta program belajar Marhabanan.
“Ada beberapa program besar yang akan dijalankan oleh Fatayat NU Patrol, diantaranya adalah ideologi, pendidikan, kesehatan, organisasi, insyaAllah dengan kekompakan dan semangat yang tinggi seluruh program tersebu akan mampu kami landingkan, sehingga Fatayat NU di Patrol tidak kalah dengan PAC lain di Kabupaten Indramayu, meskipun tujuan utama kami bukan kesitu melainkan demi menjaga ummat dari serangan kelompok dan gerakan yang membahayakan akidah serta keutuhan NKRI,” kata Laeli.
Di ahir penjelasannya, Laeli belum merasa puas meskipun kini Fatayat telah bangkit kembali, namun dirinya ingin melihat kemajuan yang lebih besar yang akan ditunjukkan oleh Fatayat NU Patrol.
“Kita tidak boleh berpuas diri, apalagi segudang PR masih harus kita kerjakan, selain itu kita juga harus terus belajar dan belajar serta berupaya dengan sekuat tenaga untuk menjaga amanah ini, karena amanah organisasi pada prinsipnya adalah khidmah kita kepada NU, kita harus ingat ucapan Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari bahwa siapa yang mengurusi NU maka akan dianggap sebagai santrinya dan didoakan berkah hidupnya serta matinya khusnul khotimah….Aamiiin,” pungkas Laeli Farkhah. (Iing Rohimin)