Grobogan-MCB
Para pedagang kaki lima (PKL) yang sudah bertahun tahun menempati lahan Perhutani di alur DX Ex Rel angkutan kayu Perhutani yang sebulan lalu dibongkar secara paksa oleh segerombolan orang sebelah barat pasar Sulursari, Kecamatan Gabus, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Kini nasibnya terkatung- katung pasca inseden tersebut.
Para PKL yang sudah 15 tahun menempati lahan Perhutani tersebut berharap masih ada keadilan dari para pemangku kebijakan buat memperhatikan nasib mereka. Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Paguyuban PKL Desa Sulursari, Syamsul, setelah lapaknya dibongkar oleh segerombolan orang seharusnya para PKL diperbolehkan membangun kembali lapaknya, karena menyangkut urusan perut.
“Sudah sebulan lebih para pedagang tidak berjualan lantaran lapaknya dibongkar. Bayangkan mereka memiliki anak yang harus membayar sekolah, mereka pun harus memenuhi kebutuhan sandang dan pangan,” kata Syamsul kepada MCB, Jumat (26/7/2024).
Menurutnya, berbagai usaha sudah dilakukan agar para PKL dapat menempati kembali lapak tersebut. Pihaknya juga sudah mengirim surat permohonan kepada KPH Gundih, namun belum ada jawaban. Syamsul juga sudah mengirim surat kepada DPRD Grobogan untuk meminta solusi.
“Namun sampai saat ini surat yang kami kirim belum juga ada balasan,” kata Samsul.
Sementara itu Suhanto, yang lapaknya juga turut dirubuhkan, mengungkapkan dirinya sudah 15 tahun buka usaha potong rambut di tempat tersebut. Dia pun menegaskan hasil dari penjualan digunakan untuk mencukupi kehidupan keluarganya.
“Saya buka usaha potong rambut disitu sudah 15 tahun. Kemarin waktu ada pembongkaran paksa oleh segerombolan orang, kemudian mediasi di Polsek Gabus, itu hanya ganti rugi perusakan,” tutur Suhanto.
“Kalau dibongkar dan tidak bisa mendirikan lapak lagi, mau makan apa keluarga saya, para pedagang kaki lima (PKl) pun berharap kepada Perhutani KPH Gundih dan Pemerintah Kabupaten Grobogan agar terketuk hati buat memperhatikan nasib pedang kecil, dan berharap dicarikan solusi agar bisa berdagang di lapak tersebut,”pungkasnya. (Aris)