Majalengka-MCB
Kecurigaan warga Desa Payung Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat yang menaruh curiga terhadap kepala desanya (Kades) berinisial JM (69) karena diduga memiliki hubungan asmara dengan seorang janda yang masih tetangganya yang berinisal SRH (52).
Kini kecurigaan warga tersebut benar-benar terbukti setelah JM ketahuan oleh petugas ronda terpergok keluar dari rumah SRH. Pada sekitar pukul 03:20 WIB dini hari atau masih pagi buta.
Kronologis terpergoknya JM keluar dari rumah SRH, hal ini dibeberkan langsung oleh Samhari warga RT.01 RW.02 Blok Salasa yang mengaku dialah orangnya yang pertama kali mengetahui saat JM keluar dari rumah SRH.
Dikatakan Samhari, awalnya ia sudah mendengar ada seseorang yang masuk kerumah SRH pada pukul 08:WIB malam. Namun ia belum mengetahui persis siapa orangnya yang masuk kerumah SRH tersebut.
“Saat itu pak RT Amad juga sudah dapat laporan dari warga,katanya ada seorang lelaki masuk kerumah SRH.Lalu pak RT mengecek dengan langsung menanyakan kepada pemilik rumah yakni SRH.Namun dari keterangan SRH mengatakan tidak ada orang yang masuk kerumahnya,” ungkap Samhari saat ditemui dirumhahnya,Sabtu (14/1/2023).
Ucapan Samhari tersebut dibenarkan oleh ketua RT.01 RW.02 blok Salasa Amad yang saat itu ikut mendampingi Samhari. “SRH sampai bersumpah mengatakan tidak ada orang yang masuk kerumahnya. Saat saya tanya benar tidaknya ada orang yang masuk kerumahnya tersebut, “ucap Amad.
Namun Amad mengaku ia tidak percaya begitu saja omongan SRH yang mengatakan tidak ada orang yang masuk kerumahnya tersebut. Akhirnya ia berusaha mengawasi rumah SRH dari kejauhan,hal ini demi membuktikan benar tidaknya ada orang lain masuk kerumah SRH.
“Saya awasi rumah SRH sampai pukul 00 atau jam 12 malam.Namun hingga saat itu belum juga ada orang yang keluar dari rumah SRH,” ujarnya.
Hingga akhirnya Amad menyampaikan kecurigaannya kepada orang-orang yang malam itu sedang tugas ronda. Setelah mendapat laporan dari Amad,kelima orang petugas ronda termasuk Samhari bergerak dan melanjutkan pengintain kerumah SRH. “Dan benar saja sekitar pukul 03:20 WIB dini hari JM keluar dari pintu depan rumah SRH, langsung saya sorot mukanya JM dengan lampu senter yang saya bawa,” tukas Samhari,” ujarnya.
Setelah memergoki JM keluar dari rumah SRH, Samhari sempat menyampaikan rasa kekecewaannya terhadap JM yang dianggapnya sebagai panutan juga pemimpin desa namun menurutnya malah mencontohkan sikap dan prilaku yang tidak baik kepada warganya.
“Kejadinnya terjadi pada malam rabu kemarin,saya tidak menyangka kecurigaan warga selama ini terhadap JM akan benar-benar terbukti dimalam itu, prilaku pemimpin desa kok malah seperti itu,” jelas Samhari.
“Saat saya pergoki, JM tidak melakukan perlawanan dia hanya mengangkat kedua tangannya dan mengaku salah,” sambungnya.
Setelah kejadian itu,Samhari dan kawan-kawannya berkordinasi dengan ketua RT yakni Amad. “Saya sampai malu karena dapat cemo’ohan dari warga luar RT.Yang mengatakan bahwa ketua RT kami tidak bisa tegas atas kejadian dimalam itu,” ujar Samhari.
Meski demikian Amad selaku ketua RT mengaku sudah melaporkan ke perangkat desa Payung lainnya terkait permasalahan JM yang ketahuan keluar dari rumah SRH. “Namun hingga saat ini tindak lanjut dari pihak desa sendiri saya tidak tahu.Yang jelas dengan adanya permasalahan ini kami semua jadi malu,” tandas ketua RT 01 ini.
Masyarakat sendiri menurut Amad dan Samhari meminta agar JM segera menikahi SRH .Hal ini katanya untuk meredam permasalahan di mata umum dan masyarakat. “SRH kan seorang janda ya sudah saja dinikahi oleh pak JM ini untuk meredam permasalahan.Namun jika pak kuwu tidak segera menikahinya pernaslahannya saya kira bisa menjadi panjang,” tandas Samhari.
Sementara itu, JM saat ditemui dirumahnya,Sabtu (14/1/2023) mengakui bahwa pada malam itu ia berada di rumah SRH. Namun keberadaan dirinya dirumah SRH sekitar jam 10 malam itu.Menurut JM hanya sebatas sedang pinjam uang kepada SRH sebesar Rp.20 juta yang menurutnya uang yang dipinjam dari SRH tersebut untuk biaya anaknya yang akan berangkat bekerja ke luar negeri.
“Saya sempat mendengar diluar rumah SRH ada yang menanyakan keberadaan saya.Namun saat itu SRH dan anaknya menyarankan agar saya tidak keluar rumah.Sebab jika saya keluar katanya akan jadi ramai,” jelas JM.
Ia pun menjelaskan bahwa keberadaan dirinya dirumah SRH juga tidak melakukan hal negatif. “Di rumah SRH juga saya tidak melakukan hal negativ,saya hanya ngobrol dan saja dan sholat,” bantah JM.
Meski demikian ia mengaku bersalah saat ia dipergoki oleh warganya keluar dari SRH dimalam hari dan ia pun siap menikahi SRH jika tuntutan warganya yang menginginkan dirinya untuk menikahi SRH. “Tapi nikah itukan tidak bisa diburu-buru begitu saja.Yang terpenting lagi apakah anak dan saudara-saudarnya SRH itu menyutujui jika SRH saya nikahin.Kalau sayanya mau tapi anak dan saudara-saudaranya tidak menyetujui kan gak bisa,” imbuhnya.
Dikatakan JM, sebenarnya pihak SRH tidak pernah menuntut agar dinikahi oleh dirinya.Namun yang menuntut agar ia nikah dengan SRH adalah warganya.
“Selama ini pihak SRH tidak pernah nuntut untuk nikahi,tapi yang nuntut saya nikah dengan SRH kan warga lagi pula saya kan tidak merugikan siapa-siapa,merkosa tidak memaksa juga tidak.Jadi apa yang dirugikan oleh saya,” pungkas JM. (Bisri)