Cirebon-MCB
Oknum Pengajar Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Wadah Perintis Muda (WPM) Cirebon, Ranu Septian Santoso diduga memperkosa anak didiknya dan mengancam akan menyebarluaskan foto dan video perbuatan bejatnya tersebut.
Korban pemerkosaan itu adalah Melati (bukan nama sebenarnya-red.) seorang gadis asal Indramayu, sang korban kepada MCB, Senin (08/4/2024) menceritakan kronologi peristiwa tersebut.
“Niatnya saya ingin membantu ekonomi keluarga untuk bekerja di luar Negri, seperti di Negara Jepang. Salah satu syaratnya saya belajar bahasa jepang di Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Wadah Perintis Muda (WPM) milik Ibu Lusi atau Bapak Iyan, alamat Blok Kapling Baru RT.018/07 Desa Kasugengan Kidul Kec. Depok Kab.Cirebon,” ujar Melati mengawali ceritanya.
“Hari Jumat (5/1/2024), saya di antar mamah dan papah daftar ke LPK tersebut untuk masuk menjadi siswi belajar bahasa Jepang, setelah diterima saya mulai masuk belajar Hari Senin (8/1/2024). Selanjutnya ditengah perjalanan proses belajar, oknum pengajar LPK, yang Bernama Ranu Septian Santoso memperkosa dan mengancam saya,” lanjut Melati.
Menurut Melati, pemerkosaan tersebut terjadi pada hari Sabtu malam Minggu (28/3/2024), modus oknum pengajar LPK tersebut menawarkan kebaikan untuk mengantar Melati pulang ke rumah tempat tinggalnya di Indramayu. Melati sempat menolak tawaran tersebut sampai tiga kali namun ahirnya Melati menerima tawaran tersebut karena merasa tidak enak dan untuk menghargai kebaikan pengajarnya itu.
“Dalam perjalanan di malam hari itu saya dibawa ke salah satu hotel di Cirebon dan saya langsung dimasukin ke dalam salah satu kamar kemudian pintunya dikunci sambil ngomong ‘Tenang saja kita istirahat dulu disini, karena sudah malam,” tutur Melati.
Saat dalam kamar hotel, menurut Melati dirinya merasa panik dan bingung kemudian Ranu Septian menawarkan minuman teh hangat.
“Saya coba minum sedikit tetapi badan saya langsung terasa tidak nyaman dan mata langsung mengantuk dan tidur,” kata Melati sambil terbata-bata mengenang peristiwa yang menghancurkan dirinya tersebut.
Dalam posisi tertidur, oknum Pengajar LPK tersebut diduga menelanjangi, meraba dan merenggut kehormatan Melati, setelah terbangun, Melati kaget melihat pakaiannya acak-acakan serta kancing baju terbuka dan saat itu Ranu Septian menyuruh memegang kemaluannya sembari mengancam dengan menunjukan foto dan video perbuatan bejatnya tersebut.
“Jangan macam-macam, nanti saya sebarin video dan fotonya,” ujar Melati menirukan ancaman Ranu Septian.
Ketika pagi tiba Ranu Septian mengantarkan Melati pulang ke rumah orang tuanya di Indramayu. setelah kejadian itu Melati merasa bingung, stres dan putus asa, kemudian menceritakan kepada orang tua, mendengar cerita dari Melati, ahirnya pihak keluarga berusaha mencari Ranu Septian untuk mempertanggunjawabkan perbuatannya.
“Setelah melalui beberapa proses pertemuan, ahirnya Pak Ranu Septian pada Hari Jum’at, (05/4/2024), bersama orang tuanya mendatangi rumah tinggal saya kemudian minta maaf dan menyatakan siap menikahi saya, tetapi saya serta orang tua saya belum bisa menerima tawaran itu karena tujuan saya belajar bahasa Jepang agar bisa memenuhi syarat bisa bekerja di Negara Jepang untuk mencari uang untuk keperluan keluarga,” kata Melati.
Pertemuan di Hari Jum’at belum ada kesepakatan penyelesaian kasus tersebut. Dilanjutkan Hari Sabtu (6/4/2024) namun belum juga ada solusi yang disepakati bersama, selanjutnya pihak keluarga berencana akan melaporkan kasus tersebut ke pihak kepolisian.
Sementara, oknum pengajar LPK WPM Cirebon, Ranu Septian Santoso hingga berita ini dimuat belum ada tanggapan sama sekali, beberapa kali dihubungi lewat telepon selularnya juga tidak menjawab. sedangkan pihak pengelola LPK Wadah Perintis Muda (WPM) Cirebon saat dikonfirmasi MCB, Senin (08/04/2024) tidak ada di kantornya. Nampak kantor LPK tersebut tutup. (Hasyim/Bisri)