Indramayu, MCB – Sejumlah pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Darma Ayu Indramayu mulai melek atau paham terkait dugaan mark up tagihan pembayaran air pam tiap bulannya.
Salah seorang pelanggan PDAM dengan No. Pelanggan 4101005089 atas nama Darmen, warga Desa Arahan Kidul, sebagai salah satu yang tak luput dari pengalaman pembengkakan tagihan air.
Ia mengatakan penggunaan air Pam di bawah 10 meter kubik per bulan, tagihan sebelumnya mencapai Rp 174 ribu, setelah komplain ke kantor PDAM langsung ditangani, kini bayarnya hanya Rp 50 ribu rupiah.
Selisih bayar rata-rata per konsumen diduga di-mark up Rp 100 ribu. Apabila nilai itu dikali jumlah pelanggan 170 ribu se-Kabupaten Indramayu, hasil mark up bernilai Rp 17 miliyar per bulan.
“Sebelum protes, bayar air Pam selalu mahal, kini di bulan Oktober, Alhamdulillah tagihan sesuai penggunaan air,” tuturnya kepada wartawan, Sabtu (1/11).
Kejadian yang sama juga dialami, H. Sumbodo, No. Pelanggan 1001010375. Menurutnya, kalau bayar air Pam tiap bulannya kurang lebih Rp 500 ribu per bulan dengan asumsi penggunaan air Pam rata-rata per bulan 27 meter kubik.
“Setelah komplain ke kantor PDAM langsung direspon Humas, Toni, kini setoran di bulan November bernilai Rp 238.177,” terangnya kepada wartawan sembari menunjukan bukti pembayaran air Pam, Sabtu (01/11/2025).
Sementara ini, Humas PDAM TDA Indramayu, Sutoni biasa disapa Toni, saat di ruang kerjanya kepada Wartawan merespon keluhan pelanggan. Menurut, Toni kalau ada pelanggan yang komplain, silahkan datang langsung ke kantor, pasti kami tangani. Termasuk soal tagihan air Pam dianggap mahal.
“Kalau ada konsumen yang kurang puas dalam pelayanan PDAM, silahkan mengadu datang langsung ke kantor. Kami segera ambil tindakan, lansung turun ke lapangan,” tegas Toni beberapa waktu lalu kepada wartawan.
Saat ini, masyarakat hanya mempunyai dua pilihan untuk memenuhi kebutuhan pasokan airnya. Pertama, memanfaatkan sumber air tanah atau sumur. Kedua, berasal dari air PDAM Tirta Darma Ayu, meskipun masih banyak keluhan masyarakat terkait pelayanan dan kualitas airnya. Sehingga sampai saat ini, belum ada perusahaan kompetitor yang bisa menjadi pilihan alternatif dari masyarakat Indramayu. (Tim)

