Jakarta-MCB
Proyek ODA KIOTEC merupakan inisiatif Bantuan Pembangunan Resmi/Official Development Assistance (ODA) yang didanai oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Korea dan diprakarsai oleh Kementerian Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia (Kemenkomarves).
Pelaksanaan KIOTEC dilakukan oleh Korea Institute of Ocean Science and Technology (KIOST) dan didukung oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDM-KP) atas nama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia.
Untuk memastikan pelaksanaan yang optimal, Korea-Indonesia Marine Technology Cooperation Research Center (MTCRC) bertindak sebagai badan pelaksana resmi yang mewakili kedua negara. ODA KIOTEC bertujuan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dalam teknologi kelautan dan perikanan melalui pendirian pusat pelatihan terintegrasi serta program pengembangan ahli Magister dan Doktor.
Korea-Indonesia Marine Technology Cooperation Research Center (MTCRC) adalah Pusat Penelitian Antar Pemerintah di bidang Ilmu dan Teknologi Kelautan antara Korea dan Indonesia, berdasarkan Nota Kesepahaman (MoU) dan Perjanjian Pelaksanaan (IA) antara Kementerian Laut dan Perikanan Republik Korea dan Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Republik Indonesia (Kemenko Marves).
Didirikan pada 14 September 2018 di Kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) di Cirebon, MTCRC dikelola oleh Korea Institute of Ocean Science and Technology (KIOST) dan ITB. MTCRC berfungsi sebagai platform kolaborasi untuk penelitian bersama dan pengembangan kapasitas guna memperkuat dan mempromosikan kerjasama praktis di bidang ilmu dan teknologi kelautan antara kedua negara.
Pelaksanaan bantuan tersebut terungkap dalam laporan ahir tahun pertama untuk Proyek ODA berjudul “Establishment of the Integrated Ocean Fisheries Technology Training Center and Enhancing Capacity Building in Indonesia” yang secara resmi dikenal sebagai ODA KIOTEC, Selasa, (20/08/2024) di The Westin, Jakarta.
Manajer Proyek ODA, Park Hansan, mengucapkan terima kasih kepada Kemenkomarves dan BPPSDM-KP atas dukungannya terhadap proyek ini. Park juga menyoroti pentingnya pendirian dan pengoperasian pusat pelatihan KIOTEC di Ancol.
“Dukungan ini krusial untuk Program Pengembangan Kapasitas Gelar Magister dan Doktoral serta Pelatihan Keterampilan Jangka Pendek,” ungkapnya.
Sementara itu, Direktur MTCRC, Ivonne menyampaikan kemajuan signifikan dalam pengembangan kapasitas sumber daya manusia di bidang ilmu dan teknologi kelautan.
“Tahun lalu, 42 orang menerima beasiswa melalui Program Pengembangan Kapasitas Magister dan Doktoral, memperkuat komitmen MTCRC untuk kemajuan masa depan di bidang ini,” Ujar Ivonne.
Kepala BPPSDMKP yang diwakili Niken Gusmawati, menegaskan bahwa kolaborasi proyek ini memperkuat hubungan antarnegara dan memberikan manfaat signifikan dalam pengelolaan sumber daya laut dan perikanan.
“Fokus utama adalah pada peningkatan kapasitas pendidik dan pengembangan infrastruktur pelatihan di sektor tersebut,” Ucap Niken.
Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim, yang diwakili Aniza Suzpita, mengungkapkan kebanggaan Kemenkomarves dalam mendukung proyek ini. Ia menyoroti keberhasilan fase pertama sebagai bukti efektifnya kolaborasi dan menegaskan komitmen Kemenkomarves untuk melanjutkan kemitraan.
Dalam laporan ahir proyek tahun pertama tersebut terungkap tentang perkembangan beasiswa, berbagai kegiatan pelatihan, serta program kunjungan ke Korea. Semua inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas secara menyeluruh.
Rapat dihadiri oleh 50 peserta dari berbagai lembaga dan universitas, termasuk Kemenkomarves, BPPSDM-KP, MoFA, Bappenas, IPB, UNHAS, UNDIP, UNPATTI, dan UGM.
Pada penyampaian laporan itu juga dilakukan diskusi aktif yang fokus pada garis besar dan pelaksanaan proyek, diharapkan memberikan dampak positif dalam meningkatkan kapasitas sumber daya manusia maritim dan perikanan Indonesia selama enam tahun ke depan.
Proyek ini mendukung Visi Emas Indonesia 2045, yang menekankan peran negara sebagai pusat maritim global dan pentingnya penguatan kapasitas sumber daya manusia, serta berkomitmen untuk mengembangkan keahlian, mendorong inovasi, dan memajukan masa depan maritim Indonesia. (Hasyim)
.