Indramayu-MCB
Oknum sponsor Bernama Eliyah warga Kecamatan Sindang, dan Kunadi warga Desa Gadingan Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu, Jawa Barat diduga melakukan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), salah satu korbannya adalah Ahmad Renaldy anak dari Taryadi warga Desa Panyingkiran Lor Kecamatan Cantigi Kabupaten Indramayu.
Orang tua Ahmad Renaldy, Taryadi pada MCB, Minggu (3/3/2024) menyampaikan kronologisnya dugaan TPPO tersebut, bermula Ahmad Renaldy setelah pulang dari Malaysia ingin memberikan rasa terimakasih pada sponsor Eliyah, karena dulu pernah membantunya saat keberangkatan bekerja di Malaysia. Saat itu sponsor Eliyah menawarkan lagi pada Ahmad Renaldy job ke Negara Taiwan dengan biaya sejumlah Rp 65.000.000 dengan tiga kali pembayaran.
“Pembayaran pertama sejumlah uang Rp 5.000.000 untuk pendaftaran, pembayaran yang kedua pada (17/3/2023) sejumlah Rp 20.000.000 dan pembayaran ketiga pada (11/10/2023) pelunasan sejumlah Rp 40.000.000. Saat itu Eliya menjanjikan 100% pasti berangkat,” Terang Taryadi.
“Sebelum bayar pendaftaran, saya menanyakan pada Eliyah legalitas PT- nya resmi tidak dan PT apa, Eliyah hanya menjawab jangan khawatir kalau ada apa-apa saya juga kena. Saat pelunasan Eliyah menjanjikan pemberangkatan satu bulan lagi terbang,” sambung Taryadi.
Pada 30/1/2024 Ahmad Renaldi dijemput oleh travel utusan Eliyah yang bernama Kunadi, dan diberangkatkan ke Bogor, dikira ditampung ke PT, ternyata ditempatkan dipenginapan.
“Pada 4/2/2024 anak saya diterbangkan ke Negara Malaysia, dari malaysia diterbangkan ke Jepang, dari Jepang ke China dan ditahan di imigrasi dan didenda sejumlah uang Rp1.000.000, karena visa turis. Saat anak saya Ahmad Renaldi di Negara Jepang ditawari oleh Kunadi bekerja di Jepang saja, yang penting bayar lagi sejumlah uang Rp 5.000.000, besok pasti kerja, setelah transfer ke Kunadi ternyata apa yang dijanjikan Kunadi tidak terbukti,” jelas Taryadi.
Kunadi menawarkan lagi ke Negara Taiwan saja sesuai rencana tujuan, dengan syarat membayar uang lagi sejumlah Rp 3.000.000 pasti 100% bekerja, terpaksa orang tua korban membayar lagi, tetapi di bandara Taiwan juga ditahan lagi, dari bandara Taiwan dipulangkan lagi ke China.
“Setelah sampai di China, Ahmad Renaldy minta tolong sama saya minta pulang, akhirnya saya transfer dari rumah untuk beli tiket di China sejumlah uang Rp 8.200. 000, untuk pulang ke Indonesia. Kerugian saya sejumlah uang Rp 90.000.000. Sedangkan uang tersebut dapat hutang,” keluh Taryadi.
Sementara, oknum sponsor, Eliyah saat dikonformasi MCB di rumahnya, Selasa (5/3/2024) mengatakan, saat itu Ahmad Renaldi bilang ingin berangkat ke Taiwan maka dirinya menawarkan ke Ahmad Renaldi, bahwa ada orang Gadingan yang bernama Kunadi biasa mengurus ke Taiwan.
“Kunadi mengatakan bahwa pemberangkatan ke Taiwan ada dua jalan, kalau pemberangkatan secara resmi lama bisa sampai 10 bulan. Kunadi juga menjanjikan pemberangkatan cepat, menggunakan visa turis, nanti disana ada yang mengurus secara resmi, karena ada kerjasama dengan agensi, nanti anaknya juga dianter sampai sana,” Ucap Eliyah menirukan Kunadi.
“Saya percaya saja sama Kunadi, karena saya tahu Kunadi jadi sponsor sudah lama. Setelah itu saya dikenalkan oleh Kunadi, lewat telpon dengan ibu Diyah orang Bogor, yang nantinya akan mengurus pemberangkatan Ahmad Renaldi. Dan saya mengakui telah menerima uang dari Ahmad Renaldi pertama sejumlah uang Rp 5.000.000 untuk bikin pasport dan medical, penerimaan uang yang kedua dari Taryadi ayah dari Ahmad Renaldi sejumlah Rp 20.000.000 dan ketiga sejumlah Rp 40.000.000. Semua uang itu saya serahkan ke Kunadi,” terang Eliyah.
Sebelumnya pada Senin (4/3/2024) MCB menghubungi oknum sponsor Kunadi lewat Whats App. Kunadi membenarkan telah menerima transferan Rp 5.000.000 dan Rp 3.000.000 dari Taryadi atas perintah dari ibu Diyah.
“Uang itu saya transfer ke ibu Diyah orang Bogor pemilik PT.Star Fist kalau saya lihat bukti travel dan tiketnya Ahmad Renaldi, saat berangkat ke Taiwan. Saya kenal dengan ibu Diyah belum lama, juga belum pernah ketemu. Komunikasi dengan ibu Diyah hanya lewat telpon saja. Saya juga telah menstransfer uang ke ibu Diyah diatas Rp 20.000.000 lebih. Saya dapat uang itu dari ibu Eliyah kurang lebih sejumlah Rp 30.000.000,” pungkas Kunadi, (Tosim/Agus.S)