Indramayu-MCB – SMPN 2 Indramayu yang beralamat di Jl. Yos Sudarso, Kelurahan Paoman Kecamatan Indramayu menyelenggarakan kegiatan Kemah Pramuka di luar kota kepada siswanya di kelas VII (Tujuh), pada 22-24 Desember 2022. Kemah Pramuka tersebut berlokasi di Bumi Perkemahan Sidomba Kuningan Jawa Barat, selama tiga hari dua malam.
Namun tidak seluruhnya Wali Murid menyetujui kegiatan tersebut, ada yang keberatan karena lokasinya jauh di luar kota, dan ada juga yang terkendala karena biaya yang dikeluarkan. Setelah awak media mengkonfirmasi kepada pihak SMPN 2 Indramayu beserta Komite, ternyata anggaran yang dikeluarkan senilai Rp. 550 ribu.
Sebut Saja LI salah seorang Wali Murid yang menyatakan keberatan atas kegiatan Kemah Pramuka yang diselenggarakan oleh SMPN 2 Indramayu. Dia menyebutkan bahwa sebelumnya SMPN 2 Indramayu dan Komite Sekolah sempat mengadakan pertemuan terkait pembahasan Kemah Pramuka. “Saat itu, Kepala Sekolah beserta Komite Sekolah menyampaikan tempat kemah beserta rincian anggaran biayanya, namun terjadi perdebatan terkait tempat kemah dan anggaran biayanya. Kenapa biayanya lebih besar dari sekolah lain”, kata LI (13/12/2022).
LI mengungkapkan, pada waktu itu (Rapat Kemah Pramuka) ada sebagian wali murid yang keberatan mengenai lokasi kegiatan Kemah dan anggaran biaya yang dikeluarkan cukup besar dari pribadi orang tua. “Lokasi kemah Pramuka sangat jauh, terus anak berangkat pakai mobil truk, dan kita tidak bisa melihat maupun memantau keadaan anak-anak,” ungkap Li.
Meskipun begitu, pihak SMPN 2 Indramayu dan Komite Sekolah tetap mewajibkan kegiatan Kemah Pramuka kepada seluruh peserta didik di kelas VII, dengan alasan untuk memenuhi penilaian rapot. “Jika tidak mengikuti, pihak sekolah tidak memberikan nilai Pramuka di rapot siswa,” ucap Li.
Hal senada juga dikatakan oleh RIH (13/12) salah seorang wali Murid Siswa Kelas VII di SMP 2 Indramayu. “Saya keberatan harus mengeluarkan uang sejumlah 550 ribu karena uang itu terlalu besar bagi saya, dan masih banyak keperluan lainnya yang harus saya prioritaskan,” ungkapnya.
Sekedar informasi, untuk mensiasati kekurangan biaya pada kegiatan Kemah Pramuka, pihak SMPN 2 Indramayu menawarkan pengambilan uang tabungan sekolah kepada wali murid, kemudian uang tersebut digunakan untuk menutupi/membayar biaya kemah Pramuka.
“Saya menabung uang di sekolah itu pada awalnya untuk persiapan membeli perlengkapan maupun kebutuhan sekolah anak, tapi apalah daya uang yang selama ini dikumpulkan, secara mendadak digunakan untuk membayar kegiatan Kemah Pramuka,” ucap RIH dengan sedih.
Perlu diketahui LI dan RIH beserta sebagian wali murid lainnya secara terpaksa menerima keputusan Kepala Sekolah beserta Komitenya, terkait rincian anggaran biaya kemah Pramuka dan lokasi Kemah di Bumper Sidomba Kuningan.
Informasi terakhir yang didapat orang tua siswa bahwa yang tidak ikut ke Kuningan, pihak sekolah memberi tugas sama siswa di Sekolah bertujuan untuk mendapatkan nilai. Tetapi sayang pihak sekolah pada saat rapat sebelumnya pada orang tua siswa tidak mengatakan itu, pada saat rapat dengan orang tua siswa semuanya harus ikut, kalo gak ikut tidak dapat nilai. “Andaikata pihak sekolah pada saat rapat sebelumnya mengatakan, kalo yang tidak ikut dikasih tugas di sekolah untuk mendapatkan nilai, mungkin anak saya tidak ikut berangkat ke Kuningan, cukup di sekolah saja,” ucapnya.
Sementara itu di hari yang sama, Kepala Sekolah SMPN 2 Indramayu, Dian Sukmawati turut menjelaskan terkait kegiatan Kemah Pramuka yang akan dilaksanakan pada 22-24 Desember 2022.
Dian mengatakan, kegiatan Kemah Pramuka yang akan diselenggarakan merupakan program dari komite sekolah, adapun mengenai besaran biaya yang dikeluarkan berdasarkan dari keputusan rapat komite sekolah dengan wali murid. “Jika ada wali murid yang keberatan, kami tidak memaksakan untuk mengikuti kegiatan tersebut,” terang Dian saat awak media temui di Kantornya.
Adapun untuk penilaian Pramuka di rapot siswa Kelas VII SMPN 2 Indramayu, Dian menjelaskan akan ada solusi lainnya bagi siswa yang tidak mengikuti Kemah Pramuka di Sidomba Kuningan. “Nanti kami akan memberikan tugas dari sekolah bagi siswa yang tidak mengikuti Kemah di luar kota, dan akan diberi nilai Pramuka di rapotnya,” ucap Dian.
Alasan kepala sekolah dilakukan kegiatan perkemahan tidak dilakukan di Indramayu, tidak ada tempat yang layak, salah satunya Mandi Cucu Kakus (MCK), untuk ratusan siswa. Kalo memang dari Kwarcab ada surat edaranya kegiatan harus dilakukan di Indramayu tolong juklak dan juknisnya seperti apa.
Biaya kenapa lebih mahal dari sekolah lain, karena sarana dan prasarana SMPN 2 Indramayu banyak kekurangan terutama tenda, karena paska kebakaran tiga tahun yang lalu. “Bagaimana caranya pihak sekolah, supaya memadai sarana dan prasarana dengan sekolah yang lain”, ucap Dian.
Sementara itu di tempat yang sama, Perwakilan Komite Sekolah SMPN 2 Indramayu melalui Kusnadi menjelaskan, bahwasanya penyelenggaraan Kemah Pramuka merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh Komite Sekolah bukan dari pihak SMPN 2 Indramayu. “Di sini, (Acara Kemah Pramuka-Red) Sekolah hanya sebagai tenaga bantuan saja, karena yang menyelenggarakan kegiatan adalah komite sekolah,” kata Kusnadi.
Dalam rapat Komite Sekolah tersebut dianggarkan biaya kemah pramuka dengan uang senilai Rp. 550 ribu di Kabupaten Kuningan Bumi Perkemahan Sidomba.
Jauh sebelumnya, Nowardi selaku Ketua Harian Kwartir Cabang (Kwarcab) Kabupaten Indramayu, mengimbau kepada setiap Gudep (Gugus Depan) maupun sekolah untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan Pramuka di sekolah-sekolah, dengan tidak membebani biaya kepada siswa maupun wali murid. “Ketika berkegiatan Pramuka, kami mengharapkan tidak memberatkan siswa, maupun orang tua siswa terkait pembiayaannya,” terang Nowardi.
Selanjutnya Nowardi menyarankan kepada lembaga pendidikan maupun Gudep yang sedang melaksanakan kegiatan Pramuka dan melibatkan keuangan orang tua siswa, diharapkan untuk dicover dengan sistem subsidi silang (yang mampu menolong yang tidak mampu).
Bukan hanya itu, Nowardi juga memberikan solusi kepada gerakan Pramuka yang ada di Kabupaten Indramayu, untuk membuat inkubator bisnis (unit usaha) yang keuntungannya digunakan untuk membiayai setiap kegiatan Pramuka.
Akhir kata, dia mengimbau kepada para Gudep untuk mengindramayukan orang Indramayu, yakni dengan berkegiatan di Indramayu saja serta mengenalkan alamnya kepada para siswa. “Sebagaimana himbauan Bupati Indramayu, diupayakan Pendapatan Asli Daerah (PAD) berputar di Indramayu bukan di luar kota sehingga berdampak positif terhadap perekonomian Indramayu,” pungkas Nowardi. (Tosim/Wasta)