SEBUAH RENUNGAN
Catatan Tahun Baru:
Sedang menikmati hujan deras tiba-tiba mengingatkan rumah dekat sungai di mana setiap banjir ikan lele bertebaran. Bagi warga kampoeng pesisiran termasuk rezeki tumprah bagi pemilik tambak yang merupakan sesi shodaqoh tahunan yamg tidak dapat ditimbang kerugian. Kenapa begitu, karena ikan lele juga salah satu wabah bagi ikan lain tambaknya. Artinya tiga kali panen satu di musim rendeng petani tambak tersebut sudah ancang-ancang jauh sebelum musim penghujan datang.
Semacam ekosistem pada mahluk-mahluk di isi alam lain. Seluruh sel lubang bumi begitu adanya. Subhanallah. Menyaksikan ikan lele di atas jalan aspal tergeletak berlimpah. Bahkan bukan hanya di jalan, di teras rumah penduduk. Kampoeng tersebut bagai dikepung kekuasaan Allah.
2023
TANGAN TUHAN
TAK TAMPAK
Catatan awal Januari 2023:
Tangan Tuhan itu membuat lingkaran memutar kilas balik.
Tanpa rencana yang lain. Atau skenario cerita dalam cerita.
Di ujung rasa menjemu. Datang kisah baru.
Sementara usia tak mengulang. Yang diulang-ulang ketidakpuasan hamba.
2022-2023
Catatan
KESADARAN
Dari mana orang besar akan lahir jika masih beradu kata saling membunuh.
Kata teman garis lurus, setelah kasus Ferdy Sambo diputuskan, ada secercah duka bahagia berselancar di laut dan daratan
Lalu apa hubungannya? Suara itu menyentak! Seolah memaksa diri untuk didengar!
Mungkin atas dasar pengambilan situs seratus tahun meninggalnya Soekarno, sang proklamator, belum muncul anak semata wayang. Sejarah biasanya baru terungkap wujudnya setelah sekian lama. Atau terasa instrumennya yang kini secara kasat mata menjadi seolah gizi buruk?
Ini cuma catatan?
Baru kali pertama, orang membunuh bebas dari rasa bersalah. Unik dan menggemaskan.
Brigadir polisi dibunuh Jendral polisi. Ajudan pribadi yang disukai sang istri.
Ini bangsa pelupa sedang diuji kalimasada sang Hakim adik Tuhan.
2023
Catatan Januari 2023
Sehebat-hebat orang memiliki pengaruh besar terhadap sesama umat, tidak harus mencari perbedaan. Jika ada simpanlah hanya Tuhan yang mengetahuinya. Negeriku membutuhkan vitamin.
Kata Ibu saya, carilah persamaan di dalam perbedaan, pastilah indah hidupnya. Begitu kata terakhir yang belum kering di telinga.
Tidak seperti anjing dan kucing, ditakdirkan bermusuhan. Ikan di laut tidak asin. Itu wasilah ibuku saat meninggal.
Coba renungkan tanah yang kalian injak bukan milik kita. Kita cuma tinggal menuliskan cerita. Tidak disuruh menyewa oleh si pemiliknya. Kita cuma sepaham dari keturunan Adam.
Tuhan pencipta bumi, langit, dan seisinya, bukan tanpa maksud kepada hambanya. Ragam misterinya dunia. Ringan bilamana diikuti dengan niatannya.
Cermati halaman demi halaman di dalam pesan alkitab yang lahir pada sisi-sisi hidupmu. Dan kalian tidak salah bila ceritamu kelak merupakan Alkitab kamu sendiri.
Januari 2023
SEKADAR MELIHAT CATATAN /1/
Tidak ada angin, tidak ada badai, tapi kamu hendak membuatnya situasi menjadikan sembelit
Menurutku, jauhkan sifat konyol yang menurutku, jauh dari anggapanku padamu
Aku tulus, tapi kamu membuat situasi semakin tidak nyaman di antara langit berawan saat bumi siap menampung tumpah hujan
Kalau saat itu, menurut kata-kataku. Sesuai yang aku pinta. Oh, betapa semakin mendalamnya perhatianku kepadamu.
Sesungguhnya cuma kata terukur. Betapa susahnya menguji isi hati. Sementara diriku dari lubuk paling dalam. Berjibaku terbang sesuai membawa anganmu
Tapi tak mengapa, semua membutuhkan waktu. Mewujudkan mimpi ternyata tak semudah membalikan telapak tangan
Kisah fiksi tidak selamanya fiksi. Pasti ada fakta harfiahnya. Bukan menggali cerita murung. Mengada-ngada. Langit masih tegak, gunung Sinabung kukuh berdiri. Aku tidak beringsut oleh rasa berkarat
Hari akan terus bergulir sebagaimana jam dinding. Tunggu sampai waktu mereda agar sesal dikemudian hari terhindarkan.
Januari 2023
Enthieh Mudakir lahir di Kota Tegal, Jawa Tengah, pada 24 April 1963. Sejak mudah sudah menggeluti dunia kesenian antara lain teater dan sastra. Akhir dasawarsa 1970-an, bersama dengan Nurngudiono, Lanang Setiawan, dan Dwi Ery Santoso bergabung dalam Teater Puber pimpinan Nurhidayat Poso. Setelah itu, dia mendirikan Teater Wong bersama Michael Gunadi Wijaya dan Bontot Sukandar dan mementaskan naskah-naskahnya di Tegal dan beberapa kota lainnya. Tahun 2008, bersama Atmo Tan Sidik dan Joshua Igho, Enthieh ikut mendirikan Akademi Kebudayaan Tegal, sebuah lembaga kajian seni-budaya yang menggelar beberapa seminar, orasi budaya, diskusi, pertunjukan seni, dan menerbitkan buku, Kesan Pergaulan Bersama Adi Winarso. Pada tahun 2012, dia diundang sebagai salah satu penyair dalam perhelatan Pertemuan Penyair Nusantara VI Jambi.