Indramayu-MCB
Hati siapa yang tak sedih ketika mendengar kabar bahwa ada puluhan orang terlantar dan tak bisa pulang ke daerah asalanya, apalagi ketika kabar itu diterima oleh seorang pemimpin daerah seperti Bupati Indramayu, Nina Agustina.
Pemimpin yang mengusung tagline “Bekerja dengan Hati” ini langsung tersentuh dan merasa sedih ketika mendengar kabar ada 45 orang warganya yang terlantar di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar dan tidak bisa pulang ke Indramayu karena tertipu dengan ulah perusahaan yang mempekerjakan mereka dalam pembangunan PLTU di Morowali Sulawesi Tengah.
“Terus terang saya merasa kaget sekaligus sangat sedih ketika ada salah seorang dari 45 pekerja asal Indramayu tersebut japri ke WA saya dan memimta pertolongan untuk bisa dikembalikan ke Indramayu. ahirnya saya perintahkan dinas terkait untuk segera bergerak cepat menyelamatkan mereka, karena bagi kita,perlindungan terhadap rakyat itu harus diutamakan,” ungkap Bupati Nina Agustina.
“Biar bagaimanapun mereka itu adalah warga saya. Harus segera kita selamatkan, saya langsung berkoordinasi dengan BAZNAS Indramayu agar mereka tidak kelaparan dan dapat bertahan di daerah orang,” sambung Bupati Nina Agustina.
Diketahui, 45 orang pekerja asal Indramayu tersebut dipekerjakan di proyek PLTU di daerah Morowali Sulawesi Tengah. Namun, setelah bekerja beberapa bulan, gajinya tidak dibayarkan oleh pihak kontraktornya.
Bupati Indramayu langsung memerintahkan dinas terkait untuk segera menjemput pekerja asal Kabupaten Indramayu tersebut untuk pulang ke kampung halamannya dan ahirnya pada hari Sabtu (04/03/2023) dilakukan pemulangan yang pertama sebanyak 30 orang.
Sementara, pada pemulangan yang kedua sebanyak 15 orang pekerja dijemput oleh tim penjemputan dari dinas Tenaga Kerja dan Dinas Perhubungan langsung ke Bandara Soekarno Hatta Tangerang Banten, pada Hari Minggu (05/03/2023).
Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Indramayu, Erpin Marpinda menjelaskan yang utama adalah menjemput para pekerja untuk kembali pulang ke kampung halamannya di kabupaten Indramayu. Mereka itu merupakan warga Indramayu yang dipekerjakan dalam pembangunan PLTU di Morowali Sulawesi Tengah.
“Sesuai perintah ibu bupati, kita selamatkan mereka untuk kembali ke kampung halaman agar tidak terlantar di bandara,” jelas Erpin Marpinda.
Kasat Pol PP kabupaten Indramayu, Teguh Budiarso setelah dirinya diperintahkan Bupati Indramayu, melakukan pengecekan dan melakukan koordinasi dengan pihak terkait di Morowali, ternyata masih ada 56 orang tenaga kerja asal Indramayu yang minta untuk segera dipulangkan ke kampung halamannya di Indramayu.
“Sebanyak 117 pekerja asal kabupaten Indramayu ini diberangkatkan oleh PT BB selalu kontraktor untuk dipekerjakan sebagai pekerja di proyek PLTU Morowali. Selama bekerja, mereka belum mendapatkan gaji yang diberikan oleh pihak kontraktor tanpa alasan yang jelas. Mereka memilih mengadu ke Polsek setempat dan pihak terkait namun tidak ada hasil yang memuaskan,” ungkap Teguh.
“Tidak adanya kejelasan, para pekerja memilih pulang ke Indramayu dengan cara menunggu kiriman uang dari keluarga. Sebagian lagi memilih bekerja di kontraktor lain hanya untuk bisa mendapatkan uang untuk membeli tiket pesawat pulang dan makan selama di Morowali,” pungkas Teguh. (Iing Rohimin)